Senin, 20 April 2015

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengemukakan, upaya pemerintah memperbaiki kesalahan masa lalu dengan mengalihan subsidi harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang mencapai Rp 300 triliun per tahun, membutuhkan perubahan pola pikir yang pada awalnya berat. “Kita akan membuat keputusan yang sulit, memang pahit, ini pahit di depan tapi memang tidak boleh lama-lama. Kalau lama- lama, rakyat juga jadi berpikir duitnya kemana?,” kata Presiden Jokowi saat memberikan sambutan pada Kongres IV Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia, di Medan, Sumatera Utara, Sabtu (18/4) malam. Kepala Negara meyakini, kalau infrastruktur yang dibangun dengan anggaran pengalihan subsidi BBM sudah jadi, rel kereta apinya jadi, tolnya jadi, pelabuhannya jadi, airport- nya jadi, pengalihan subsidi juga pertanian selesai, nanti akan rakyat juga akan merasakan betapa perubahan itu akan kelihatan. “Nanti kalau barangnya nanti jadi, saya yakini kepercayaan kepada pemerintah akan jauh lebih dari hari ini. Saya yakini itu,” tegas Jokowi. Menurut Presiden Jokowi, uang subsidi harga BBM sebesar Rp 300 triliun per tahun itu sangat besar sekali. “Bayangkan kalau lima tahun! Bayangkan kalau sepuluh tahun! Kalau sepuluh tahun sudah lebih dari Rp 3000 triliun, kalau dua puluh tahun berarti Rp 6000 triliun,” tukasnya. Presiden mengemukakan, uang subsidi harga BBM selama 10 tahun itu kalau dipakai untuk bikin rel kereta api di Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Papua, jalan darat sudah sampai, karena bikin kereta api dari barat sampai ke timur hanya butuh Rp 360 triliun.#Indonesia,#Medan,#DeliSerdang,#SumateraUtara,#GatotPudjonugroho,#KunjunganKerja,#Jokowidodo,#SalamTigaJari,#KabinetKerja,#Kerjakerjakerja,#BBM,#ImporBeras,#KongresIVPKPI,#Sutiyoso, #KIS,#KartuIndonesiaSehat,#MenteriKesehatan,#NilaMoeloek

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengemukakan, upaya pemerintah memperbaiki kesalahan masa lalu dengan mengalihan subsidi harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang mencapai Rp 300 triliun per tahun, membutuhkan perubahan pola pikir yang pada awalnya berat. “Kita akan membuat keputusan yang sulit, memang pahit, ini pahit di depan tapi memang tidak boleh lama-lama. Kalau lama- lama, rakyat juga jadi berpikir duitnya kemana?,” kata Presiden Jokowi saat memberikan sambutan pada Kongres IV Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia, di Medan, Sumatera Utara, Sabtu (18/4) malam. Kepala Negara meyakini, kalau infrastruktur yang dibangun dengan anggaran pengalihan subsidi BBM sudah jadi, rel kereta apinya jadi, tolnya jadi, pelabuhannya jadi, airport- nya jadi, pengalihan subsidi juga pertanian selesai, nanti akan rakyat juga akan merasakan betapa perubahan itu akan kelihatan. “Nanti kalau barangnya nanti jadi, saya yakini kepercayaan kepada pemerintah akan jauh lebih dari hari ini. Saya yakini itu,” tegas Jokowi. Menurut Presiden Jokowi, uang subsidi harga BBM sebesar Rp 300 triliun per tahun itu sangat besar sekali. “Bayangkan kalau lima tahun! Bayangkan kalau sepuluh tahun! Kalau sepuluh tahun sudah lebih dari Rp 3000 triliun, kalau dua puluh tahun berarti Rp 6000 triliun,” tukasnya. Presiden mengemukakan, uang subsidi harga BBM selama 10 tahun itu kalau dipakai untuk bikin rel kereta api di Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Papua, jalan darat sudah sampai, karena bikin kereta api dari barat sampai ke timur hanya butuh Rp 360 triliun.#Indonesia,#Medan,#DeliSerdang,#SumateraUtara,#GatotPudjonugroho,#KunjunganKerja,#Jokowidodo,#SalamTigaJari,#KabinetKerja,#Kerjakerjakerja,#BBM,#ImporBeras,#KongresIVPKPI,#Sutiyoso, #KIS,#KartuIndonesiaSehat,#MenteriKesehatan,#NilaMoeloek

A photo posted by defna nobirianto putra (@defnaputra) on

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silakan Di Komen gan ,.. baris yang rapi yaa